BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Pendidikan memegang peran penting dalam kehidupan
masyarakat. Menurut Rousseau (dalam Fatah, 2001:15), tujuan utama pendidikan
adalah memberi kemampuan pada manusia untuk hidup di masyarakat. Kemampuan ini
berupa pengetahuan dan keterampilan, serta prilaku yang diterima masyarakat.
Kemampuaan seseorang akan dapat berkembang secara optimal apabila memperoleh
pengalaman belajar yang tepat. Lembaga pendidikan dalam hal ini sekolah harus
memberi pengalaman belajar yang sesuai dengan potensi dan minat peserta didik.
Sebagai lembaga sosial, sekolah harus dapat memberikan
pelayanan kebutuhan pendidikan dan pengajaran bagi masyarakat. Pendidikan
diharapkan juga dapat menghasilkan sumber daya manusia yang memiliki kompetensi
agar dipergunakan dalam kehidupan di tengah masyarakat kelak. Efek sosial akhir
dari pendidikan adalah perubahan di masyarakat baik secara ekonomi maupun
sosial. Oleh karena itu, guru sebagai salah satu komponen pendidikan juga harus
berusaha untuk dapat meningkatkan kualitas pendidikan
Dalam hal meningkatkan kualitas pendidikan, guru harus
kreatif dalam mengemas materi pembelajaran, atau lebih tepatnya harus
pandai-pandai dalam mengembangkan metode belajar, sehinggal siswa tidak merasa
cepat bosan, tidak bersemangat, tidak mempunyai motivasi dalam belajar, dan
lain sebagainya. Oleh karena itu metode pembelajaran yang tepat sangat
diperlukan dalam proses pembelajaran, seperti yang telah di jelaskan di atas,
bahwa metode pembelajaran sangat berpengaruh terhadap proses pembelajaran,
selain itu materi atau bahan ajar juga sangat penting dalam usaha meningkatkan
kualitas pendidikan.
Bahan ajar atau materi pembelajaran secara garis besar
terdiri dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari siswa
dalam rangka mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan. Secara
terperinci, jenis-jenis materi pembelajaran terdiri dari pengetahuan (fakta,
konsep, prinsip, prosedur), keterampilan, dan sikap atau nilai. Bahan ajar
merupakan salah satu komponen sistem pembelajaran yang memegang peranan penting
dalam membantu siswa mencapai Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar atau
tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.
B. TUJUAN
Penyusunan
ini bertujuan untuk :
1. Menjelaskan perkembangan kurikulum
di SMA N 2 Sumbawa
2. Menjelaskan pengembangan bahan ajar
bahasa Indonesia di SMA N 2 Sumbawa
C. MANFAAT
Laporan hasil analisis ini diharapkan dapat dimanfaatkan
sebagai rujukan dalam mengembangkan bahan ajar sekaligus sebagai bahan
pembelajaran dalam kegiatan menganalisis kurikulum berikutnya. Dengan
mempelajari laporan hasil analisis ini diharapkan para mahasiswa akan mendapatkan informasi tentang
pengembangan bahan ajar yang pada gilirannya mahasiswa dapat mengembangkan
bahan ajar untuk membantu dirinya dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar.
Di samping itu diharapkan mahasiswa juga akan termotivasi untuk mengembangkan
bahan ajar yang beragam dan menarik sehingga akan menghasilkan satu kegiatan
belajar mengajar yang bermakna baik bagi calon guru maupun bagi peserta
didiknya. Pengembangan bahan ajar adalah merupakan tanggung jawab guru sebagai
pengajar bagi peserta didik di sekolah.
BAB II
PEMBAHASAN HASIL ANALISIS
Berdasarkan
hasil analisis kami di SMA N 2 Sumbawa sebanyak 3 kali observasi pada bulan
juni 2013, disini kami akan memaparkan hasil analisis kami terhadap
komponen-komponen yang telah ditentukan, di antaranya;
A.
Komponen
Standar Kompetensi Lulusan (SKL)
Terkait dengan masalah dan beberapa
pertanyaan mengenai standar kompetensi lulusan (SKL) sekolah tempat kami
melakukan pengajian kurikulum, yakni SMA N 2 Sumbawa, memiliki dokumen standar kompetensi
lulusan(SKL) yang digunakan sebagai pedoman dalam menentukan standar isi mata
pelajaran dan KKM. Dalam setiap menentukan KKM pihak sekolah selalu mengadakan
rapat rutin untuk membahas mengenai ketetapan KKM yang akan digunakan pada
setiap mata pelajaran, yang disesuaikan dengan kemampuan siswa, karena setiap
siswa memiliki kemampuan yang berbeda, ada yang memang memiliki kemampuan yang
cukup ada juga siswa yang memiliki kemampuan rendah, untuk itu perlu diadakan
upaya peningkatan kemampuan siswa.
Dalam hal ini, untuk menambah kemampuan
siswa, siswa dilatih untuk berfikir keritis, kreatif, dan inovatif melaluli
beberapa mata pelajaran tambahan dan kegiatan ekstra kulikulier, seperti
mapelajaran muatan lokal, kesenian dan lain-lain. Selain dilatih untuk berpikir
kritis, kreatif, dan inovatif siswa juga telah diberikan pembelajaran pembiasaan
yang dapat meningkatkan kedisiplinan siswa dalam kegiatan pembelajaran.
B.
Komponen
Standar Isi
Berkaitan dengan komponen standar isi
pada setiap mata pelajaran. Sejak tahun 2008 di
SMA N 2 Sumbawa telah diterapkan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan(KTSP) untuk setiap mata pelajaran yang
dikembangkan oleh guru setiap mata pelajaran melalui hasil revisi dokumen
kurikulum yang bersandar pada aturan yang ditetapkan oleh pemerintah dan
tingkat kemampuan siswa.
Dalam pengembangan KTSP, ada beberapa
kendala yang dihadapi oleh guru dan pihak sekolah, diantaranya; menetapkan KKM
yang sesuai dengan kemampuan sisiwa, dan menentukan materi lokal seperti pada
mata pelajaran muatan lokal, guru sulit menentukan materi yang akan diberikan
kepada siswa dikarenakan keterbatasan fasilitas penunjang yang dimiliki oleh
sekolah, misalnya pada kesenian teater, guru mengeluhkan tidak adanya panggung
atau ruang latihan yang merupakan fasilitas utama dalam materi tersebut.
Menetapkan standar isi juga merupakan kendala dalam pengembangan KTSP oleh
guru, karena untuk menetapkan standar isi guru harus mengetahui kemampuan
siswa, kemudian dilakukan penyesuaian antara standar isi dengan kemampuan
siswa. “Penetapan setandar isi juga harus sesuai dengan silabus dan RPP yang
dibuat oleh guru, agar pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan hasil yang
diharapkan. Namun jika hasil dari proses pembelajaran tidak sesuai dengan
harapan, maka guru stiap mata pelajaran melakukan kegiatan remedial terhadap
siswa yang belum mampu mencapai nilai yang maksimal”, kegiatan remedial
dilakukan sesuai dengan aturan yang telah diprogramkan oleh sekolah, misalnya
mengadakan ujian ulang atau memberikan tugas kepada siswa untuk mencukupi nilai
yang kurang.
Dalam rangka meningkatkan kemampuan
siswa sekolah juga mengadakan pembinaan soft
skill melalui mata pelajaran agama, pkn dan sebagainya untuk membentuk
pribadi siswa, serta melakukan pembinaan hard
skill melalui kegiatan ekstra kulikuler dalam rangka meningkatkan
kreativitas siswa, seperti; kegiatan kesenian (seni Tari), Palang Merah
Remaja(PMR), dan lain sebagainya.
Namun dalam pelaksanaan semua kegiatan
dalam lingkungan sekolah, sekolah beracuan pada kalender pendidikan yang
terdiri dari, hari efektif dan hari libur. Secara keseluruhan hari efektif di
SMA N 2 Sumbawa sebanyak 118 hari dan hari libur sebanyak 37 hari. Dalam hal
ini guru melakukan analisis hari efektif dengan cara melihat keadaan dan
kebutuhan sekolah seperti penyesuaian terhadap standar isi setiap mata
pelajaran, sehingga ditetapkan waktu pembelajaran efektip belajar di SMA N 2
Sumbawa sebanyak 40 minggu untuk satu tahun pelajaran.
C.
Komponen
Standar Proses
Berkaitan dengan standar proses, dan
hasil analisis yang kami lakukan di SMA N 2 Sumbawa, bahwa setiap guru
masing-masing mata pelajaran memiliki pegangan silabus, yang dikembangkan oleh
guru masing-masing mata plajaran tersebut, yang beracuan pada SK dan KD yang
diberikan oleh pemerintah. Namun dalam pengembangan silabus yang dilakukan oleh
guru terdapat beberapa kendala, diantaranya penyesuaian terhadap standar isi
dengan kemampuan siswa. Untuk mengatasi hal tersebut guru mendapatkan pelatihan
pengembangan silabus mata pelajaran yang diadakan oleh sekolah. Sihingga guru
mampu menganalisis kesesuaian antara standar isi dengan silabus dan RPP yang di
buat oleh guru. RPP yang dibuat oleh guru mengacu pada SK dan KD dalam silabus.
Dalam menyusun RPP guru mata pelajaran yang terkait dengan analisis kami di SMA
N 2 Sumbawa yakni guru bahasa Indonesia, menjelaskan secara singkat
rentetan/langkah-langkah dalam membuat RPP:
1. Menentukan
SK dan KD
2. Merumuskan
tujuan pembelajaran
3. Memberikan
gambaran tentang materi pembelajaran
4. Menentukan
metode pembelajaran yang akan digunakan
5. Merumuskan
langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang terbagi atas beberapa pertemuan:
a. Pertemuan
pertama
Pertemuan pertama
terdiri dari:
1) Kegiatan
awal
a) Salam
pembuka
b) Pemberian
motevasi terkaitmateri yang akan di sampaikan
2) Kegiatan
inti
Kegiatan inti yakni
memberikan materi pembelajaran kepada siswa yang kemudian di akhiri dengan
evaluasi hasil belajar.
3) Kegiatan
akhir
Kegiatan akhir berisi
himbauan guru kepada siswa untuk menindak lanjuti pembelajaran yang telah
mereka lakukan dan pemberian tugas luar kelas.
6. Menetukan
buku panduan yang di gunakan serta alat-alat lain yang dibutuhkan terkait
dengan materi pembelajaran
7. Merumuskan
sistem penilaian dan model penilaian.
Berdasarkan langkah-langkah penyusunan
RPP di atas dan hasil wawan cara yang kami laksanakan, setelah menjelaskan
langkah-langkah menyusun RPP, guru yang kami wawancarai menegaskan bahwa
masing-masing guru setiap mata plajaran di SMA N 2 Sumbawa menyusun RPP setiap
smester berdasarkan jumlah SK dan KD dalam silabus. RPP disusun selain sebagai
dokumen sekolah dalam penerapan kurikulum, RPP juga di gunakan sebagai panduan
dalam mengajar, sehingga peroses pembelajaran berjalan lancar dan terarah.
Dalam penerapan RPP guru selalu mendahului dengan pemberian motivasi belajar
kepada sisiwa sesuai dengan materi yang akan dibahas, “selain motivasi, model
pembelajaran juga berpengaruh dalam proses pembelajaran” tegas pak Agus guru
Bahasa Indonesia SMA N 2 Sumbawa. Berkaitan dengan model pembelajaran yang
diterapkan oleh guru ada beberapa media tambahan yang dipergunakan oleh guru
salah satunya adalah media elektronik berupa LCD, yang digunakan oleh guru
sebagai alat pembantu dalam proses pembelajaran, sehingga waktu sedikit dapat
dihemat di banding dengan mencatat di papan.
Di dalam penerapan KTSP dalam proses
pembelajaran, kepala sekolah rutin mengadakan supervisi terhadap proses
pembelajaran.
D.
Komponen
Standar Penilaian
Berkaitan dengan standar penilaian, guru
melakukan penilaian terhadap hasil belajar
siswa dengan cara melakukan evaluasi rutin dan evaluasi berkala,
evaluasi rutin dilakukan setiap proses pembelajaran berahir, dan evaluasi
berkala dilakukan setiap pertengahan smester dan pada saat akan pergantian
semester. Dalam hal ini yang menjadi
aspek penilaian atau kriteria penilaian guru adalah aspek kognitif, aspek
afektif, dan aspek pisikomotor siswa, yang dimana aspek kognitif dinilai dari segi pengetahuan
siswa, yang dinilai melalui kegiatan evaluasi hasil belajar siswa, kemudian
aspek afektif dinilai dari sikap konsisten siswa dalam proses pemebelajaran
seperti sikap disiplin dan kreatif, dan aspek pisikomotor dinilai dari kegiatan
praktek siswa yang merupakan bagian dari kegiatan pembelajaran.
Pada mata pelajaran bahasa Indonesia
khususnya dan terkait dengan subjek analisis kami ada empat kompetensi yang
dinilai oleh guru; menyimak, membaca, menulis, dan berbicara. Keempat
kompetensi tersebut memiliki sistem atau cara penilaian yang berbeda, seperti
yang telah di kemukakan oleh pak Agus selaku guru pengampuh mata pelajaran bahasa
Indonesia sekaligus sebagai narasumber kami, keempat kompetensi tersebut
dinilai melalui kegiatan yang bermacam-macam, seperti:
a. Menyimak
: Penilaian pada kompetensi menyimak, guru memberikan tugas kepada sisiwa untuk
menyimak sebuah berita.
b. Berbicara
: Sebagai lanjutan dari tugas menyimak, dalam kompetensi ini siswa selanjutya
diminta untuk memperesentasikan dan mendiskusikan hasil dari menyimak berita
yang dilakukan.
c. Menulis
: Pada kompetensi ini siswa ditugaskan untuk membuat krangka pidato, menulis
cerpen, menulis puisi, menulis paragraph deduktif dan sebagainya,
d. Membaca
: Sebagai kegiatan lanjutan dari menulis pada kompetensi ini siswa dinilai dari
berbagai kegiatan membaca, seperti membaca pidato, membaca puisi, membaca
wacana dan lain-lain.
Berdasarkan
sistem penilaian di atas, guru menganggap sangat penting memiliki dokumen hasil
penilaian, karena dengan adanya dokumen hasil penilaian, guru dapat mengetahui
sejauh mana kemampuan siswanya, dan pada kompetensi apa siswa unggul dan masih
kurang mampu. Untuk mengetahui hal tersebut guru tentunya melakukan analisis
terhadap dokumen hasil penilaian tersebut, sehingga guru dapat mengetahui
kemampuan masing-masing siswanya. Analisis hasil penilaiaan dilakukan dengan
cara merekap setiap nilai sisiwa, hal tersebut dilakukan agar guru bisa dengan
mudah mengetahui sejauh mana pemahaman dan pengetahuan siswa terhadap materi
yang telah disampaikan oleh guru dan untuk melengkapi Administrasi guru.
BAB III
PENUTUP
A.
SIMPULAN
Berdasarkan
penyajian hasil analisis di atas, maka dapat disimpulkan, bahwa perkembangan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di SMA N 2 Sumbawa, masih terdapat beberapa
kendala yang di hadapi baik oleh pihak sekolah maupun tenaga pengajar/guru,
sehingga dapat dikatakan pengembangan KTSP di SMA N 2 Sumbawa belum maksimal, sehingga masih perlu dilakukan
peningkatan kinerja dalam hal mengatasi permasalahan-permasalahan yang dianggap
menjadi kendala dalam proses pengembangan kurikulum.
B.
LAMPIRAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar