Kamis, 19 September 2013

laporan telaah kurikulum tingkat sma


BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Pendidikan memegang peran penting dalam kehidupan masyarakat. Menurut Rousseau (dalam Fatah, 2001:15), tujuan utama pendidikan adalah memberi kemampuan pada manusia untuk hidup di masyarakat. Kemampuan ini berupa pengetahuan dan keterampilan, serta prilaku yang diterima masyarakat. Kemampuaan seseorang akan dapat berkembang secara optimal apabila memperoleh pengalaman belajar yang tepat. Lembaga pendidikan dalam hal ini sekolah harus memberi pengalaman belajar yang sesuai dengan potensi dan minat peserta didik.
Sebagai lembaga sosial, sekolah harus dapat memberikan pelayanan kebutuhan pendidikan dan pengajaran bagi masyarakat. Pendidikan diharapkan juga dapat menghasilkan sumber daya manusia yang memiliki kompetensi agar dipergunakan dalam kehidupan di tengah masyarakat kelak. Efek sosial akhir dari pendidikan adalah perubahan di masyarakat baik secara ekonomi maupun sosial. Oleh karena itu, guru sebagai salah satu komponen pendidikan juga harus berusaha untuk dapat meningkatkan kualitas pendidikan
Dalam hal meningkatkan kualitas pendidikan, guru harus kreatif dalam mengemas materi pembelajaran, atau lebih tepatnya harus pandai-pandai dalam mengembangkan metode belajar, sehinggal siswa tidak merasa cepat bosan, tidak bersemangat, tidak mempunyai motivasi dalam belajar, dan lain sebagainya. Oleh karena itu metode pembelajaran yang tepat sangat diperlukan dalam proses pembelajaran, seperti yang telah di jelaskan di atas, bahwa metode pembelajaran sangat berpengaruh terhadap proses pembelajaran, selain itu materi atau bahan ajar juga sangat penting dalam usaha meningkatkan kualitas pendidikan.
Bahan ajar atau materi pembelajaran secara garis besar terdiri dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan. Secara terperinci, jenis-jenis materi pembelajaran terdiri dari pengetahuan (fakta, konsep, prinsip, prosedur), keterampilan, dan sikap atau nilai. Bahan ajar merupakan salah satu komponen sistem pembelajaran yang memegang peranan penting dalam membantu siswa mencapai Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar atau tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.
B.     TUJUAN
Penyusunan ini bertujuan untuk :
1.      Menjelaskan perkembangan kurikulum di SMA N 2 Sumbawa
2.      Menjelaskan pengembangan bahan ajar bahasa Indonesia di SMA N 2 Sumbawa
C.     MANFAAT
Laporan hasil analisis ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai rujukan dalam mengembangkan bahan ajar sekaligus sebagai bahan pembelajaran dalam kegiatan menganalisis kurikulum berikutnya. Dengan mempelajari laporan hasil analisis ini diharapkan para  mahasiswa akan mendapatkan informasi tentang pengembangan bahan ajar yang pada gilirannya mahasiswa dapat mengembangkan bahan ajar untuk membantu dirinya dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Di samping itu diharapkan mahasiswa juga akan termotivasi untuk mengembangkan bahan ajar yang beragam dan menarik sehingga akan menghasilkan satu kegiatan belajar mengajar yang bermakna baik bagi calon guru maupun bagi peserta didiknya. Pengembangan bahan ajar adalah merupakan tanggung jawab guru sebagai pengajar bagi peserta didik di sekolah.

BAB II
PEMBAHASAN HASIL ANALISIS

Berdasarkan hasil analisis kami di SMA N 2 Sumbawa sebanyak 3 kali observasi pada bulan juni 2013, disini kami akan memaparkan hasil analisis kami terhadap komponen-komponen yang telah ditentukan, di antaranya;
A.    Komponen Standar Kompetensi Lulusan (SKL)
Terkait dengan masalah dan beberapa pertanyaan mengenai standar kompetensi lulusan (SKL) sekolah tempat kami melakukan pengajian kurikulum, yakni SMA N 2 Sumbawa,  memiliki dokumen standar kompetensi lulusan(SKL) yang digunakan sebagai pedoman dalam menentukan standar isi mata pelajaran dan KKM. Dalam setiap menentukan KKM pihak sekolah selalu mengadakan rapat rutin untuk membahas mengenai ketetapan KKM yang akan digunakan pada setiap mata pelajaran, yang disesuaikan dengan kemampuan siswa, karena setiap siswa memiliki kemampuan yang berbeda, ada yang memang memiliki kemampuan yang cukup ada juga siswa yang memiliki kemampuan rendah, untuk itu perlu diadakan upaya peningkatan kemampuan siswa.
Dalam hal ini, untuk menambah kemampuan siswa, siswa dilatih untuk berfikir keritis, kreatif, dan inovatif melaluli beberapa mata pelajaran tambahan dan kegiatan ekstra kulikulier, seperti mapelajaran muatan lokal, kesenian dan lain-lain. Selain dilatih untuk berpikir kritis, kreatif, dan inovatif siswa juga telah diberikan pembelajaran pembiasaan yang dapat meningkatkan kedisiplinan siswa dalam kegiatan pembelajaran.
B.     Komponen Standar Isi
Berkaitan dengan komponen standar isi pada setiap mata pelajaran. Sejak tahun 2008 di  SMA N 2 Sumbawa  telah diterapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan(KTSP) untuk setiap mata pelajaran yang dikembangkan oleh guru setiap mata pelajaran melalui hasil revisi dokumen kurikulum yang bersandar pada aturan yang ditetapkan oleh pemerintah dan tingkat kemampuan siswa.
Dalam pengembangan KTSP, ada beberapa kendala yang dihadapi oleh guru dan pihak sekolah, diantaranya; menetapkan KKM yang sesuai dengan kemampuan sisiwa, dan menentukan materi lokal seperti pada mata pelajaran muatan lokal, guru sulit menentukan materi yang akan diberikan kepada siswa dikarenakan keterbatasan fasilitas penunjang yang dimiliki oleh sekolah, misalnya pada kesenian teater, guru mengeluhkan tidak adanya panggung atau ruang latihan yang merupakan fasilitas utama dalam materi tersebut. Menetapkan standar isi juga merupakan kendala dalam pengembangan KTSP oleh guru, karena untuk menetapkan standar isi guru harus mengetahui kemampuan siswa, kemudian dilakukan penyesuaian antara standar isi dengan kemampuan siswa. “Penetapan setandar isi juga harus sesuai dengan silabus dan RPP yang dibuat oleh guru, agar pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan hasil yang diharapkan. Namun jika hasil dari proses pembelajaran tidak sesuai dengan harapan, maka guru stiap mata pelajaran melakukan kegiatan remedial terhadap siswa yang belum mampu mencapai nilai yang maksimal”, kegiatan remedial dilakukan sesuai dengan aturan yang telah diprogramkan oleh sekolah, misalnya mengadakan ujian ulang atau memberikan tugas kepada siswa untuk mencukupi nilai yang kurang.
Dalam rangka meningkatkan kemampuan siswa sekolah juga mengadakan pembinaan soft skill melalui mata pelajaran agama, pkn dan sebagainya untuk membentuk pribadi siswa, serta melakukan pembinaan hard skill melalui kegiatan ekstra kulikuler dalam rangka meningkatkan kreativitas siswa, seperti; kegiatan kesenian (seni Tari), Palang Merah Remaja(PMR), dan lain sebagainya.
Namun dalam pelaksanaan semua kegiatan dalam lingkungan sekolah, sekolah beracuan pada kalender pendidikan yang terdiri dari, hari efektif dan hari libur. Secara keseluruhan hari efektif di SMA N 2 Sumbawa sebanyak 118 hari dan hari libur sebanyak 37 hari. Dalam hal ini guru melakukan analisis hari efektif dengan cara melihat keadaan dan kebutuhan sekolah seperti penyesuaian terhadap standar isi setiap mata pelajaran, sehingga ditetapkan waktu pembelajaran efektip belajar di SMA N 2 Sumbawa sebanyak 40 minggu untuk satu tahun pelajaran.


C.    Komponen Standar Proses
Berkaitan dengan standar proses, dan hasil analisis yang kami lakukan di SMA N 2 Sumbawa, bahwa setiap guru masing-masing mata pelajaran memiliki pegangan silabus, yang dikembangkan oleh guru masing-masing mata plajaran tersebut, yang beracuan pada SK dan KD yang diberikan oleh pemerintah. Namun dalam pengembangan silabus yang dilakukan oleh guru terdapat beberapa kendala, diantaranya penyesuaian terhadap standar isi dengan kemampuan siswa. Untuk mengatasi hal tersebut guru mendapatkan pelatihan pengembangan silabus mata pelajaran yang diadakan oleh sekolah. Sihingga guru mampu menganalisis kesesuaian antara standar isi dengan silabus dan RPP yang di buat oleh guru. RPP yang dibuat oleh guru mengacu pada SK dan KD dalam silabus. Dalam menyusun RPP guru mata pelajaran yang terkait dengan analisis kami di SMA N 2 Sumbawa yakni guru bahasa Indonesia, menjelaskan secara singkat rentetan/langkah-langkah dalam membuat RPP:
1.      Menentukan SK dan KD
2.      Merumuskan tujuan pembelajaran
3.      Memberikan gambaran tentang materi pembelajaran
4.      Menentukan metode pembelajaran yang akan digunakan
5.      Merumuskan langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang terbagi atas beberapa pertemuan:
a.       Pertemuan pertama
Pertemuan pertama terdiri dari:
1)      Kegiatan awal
a)      Salam pembuka
b)      Pemberian motevasi terkaitmateri yang akan di sampaikan
2)      Kegiatan inti
Kegiatan inti yakni memberikan materi pembelajaran kepada siswa yang kemudian di akhiri dengan evaluasi hasil belajar.
3)      Kegiatan akhir
Kegiatan akhir berisi himbauan guru kepada siswa untuk menindak lanjuti pembelajaran yang telah mereka lakukan dan pemberian tugas luar kelas.
6.      Menetukan buku panduan yang di gunakan serta alat-alat lain yang dibutuhkan terkait dengan materi pembelajaran
7.      Merumuskan sistem penilaian dan model penilaian.
Berdasarkan langkah-langkah penyusunan RPP di atas dan hasil wawan cara yang kami laksanakan, setelah menjelaskan langkah-langkah menyusun RPP, guru yang kami wawancarai menegaskan bahwa masing-masing guru setiap mata plajaran di SMA N 2 Sumbawa menyusun RPP setiap smester berdasarkan jumlah SK dan KD dalam silabus. RPP disusun selain sebagai dokumen sekolah dalam penerapan kurikulum, RPP juga di gunakan sebagai panduan dalam mengajar, sehingga peroses pembelajaran berjalan lancar dan terarah. Dalam penerapan RPP guru selalu mendahului dengan pemberian motivasi belajar kepada sisiwa sesuai dengan materi yang akan dibahas, “selain motivasi, model pembelajaran juga berpengaruh dalam proses pembelajaran” tegas pak Agus guru Bahasa Indonesia SMA N 2 Sumbawa. Berkaitan dengan model pembelajaran yang diterapkan oleh guru ada beberapa media tambahan yang dipergunakan oleh guru salah satunya adalah media elektronik berupa LCD, yang digunakan oleh guru sebagai alat pembantu dalam proses pembelajaran, sehingga waktu sedikit dapat dihemat di banding dengan mencatat di papan.
Di dalam penerapan KTSP dalam proses pembelajaran, kepala sekolah rutin mengadakan supervisi terhadap proses pembelajaran.
D.    Komponen Standar Penilaian
Berkaitan dengan standar penilaian, guru melakukan penilaian terhadap hasil belajar  siswa dengan cara melakukan evaluasi rutin dan evaluasi berkala, evaluasi rutin dilakukan setiap proses pembelajaran berahir, dan evaluasi berkala dilakukan setiap pertengahan smester dan pada saat akan pergantian semester.  Dalam hal ini yang menjadi aspek penilaian atau kriteria penilaian guru adalah aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek pisikomotor siswa, yang dimana  aspek kognitif dinilai dari segi pengetahuan siswa, yang dinilai melalui kegiatan evaluasi hasil belajar siswa, kemudian aspek afektif dinilai dari sikap konsisten siswa dalam proses pemebelajaran seperti sikap disiplin dan kreatif, dan aspek pisikomotor dinilai dari kegiatan praktek siswa yang merupakan bagian dari kegiatan pembelajaran.
Pada mata pelajaran bahasa Indonesia khususnya dan terkait dengan subjek analisis kami ada empat kompetensi yang dinilai oleh guru; menyimak, membaca, menulis, dan berbicara. Keempat kompetensi tersebut memiliki sistem atau cara penilaian yang berbeda, seperti yang telah di kemukakan oleh pak Agus selaku guru pengampuh mata pelajaran bahasa Indonesia sekaligus sebagai narasumber kami, keempat kompetensi tersebut dinilai melalui kegiatan yang bermacam-macam, seperti:
a.       Menyimak : Penilaian pada kompetensi menyimak, guru memberikan tugas kepada sisiwa untuk menyimak sebuah berita.
b.      Berbicara : Sebagai lanjutan dari tugas menyimak, dalam kompetensi ini siswa selanjutya diminta untuk memperesentasikan dan mendiskusikan hasil dari menyimak berita yang dilakukan.
c.       Menulis : Pada kompetensi ini siswa ditugaskan untuk membuat krangka pidato, menulis cerpen, menulis puisi, menulis paragraph deduktif dan sebagainya,
d.      Membaca : Sebagai kegiatan lanjutan dari menulis pada kompetensi ini siswa dinilai dari berbagai kegiatan membaca, seperti membaca pidato, membaca puisi, membaca wacana dan lain-lain.
Berdasarkan sistem penilaian di atas, guru menganggap sangat penting memiliki dokumen hasil penilaian, karena dengan adanya dokumen hasil penilaian, guru dapat mengetahui sejauh mana kemampuan siswanya, dan pada kompetensi apa siswa unggul dan masih kurang mampu. Untuk mengetahui hal tersebut guru tentunya melakukan analisis terhadap dokumen hasil penilaian tersebut, sehingga guru dapat mengetahui kemampuan masing-masing siswanya. Analisis hasil penilaiaan dilakukan dengan cara merekap setiap nilai sisiwa, hal tersebut dilakukan agar guru bisa dengan mudah mengetahui sejauh mana pemahaman dan pengetahuan siswa terhadap materi yang telah disampaikan oleh guru dan untuk melengkapi Administrasi guru.

BAB III
PENUTUP
A.    SIMPULAN
Berdasarkan penyajian hasil analisis di atas, maka dapat disimpulkan, bahwa perkembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di SMA N 2 Sumbawa, masih terdapat beberapa kendala yang di hadapi baik oleh pihak sekolah maupun tenaga pengajar/guru, sehingga dapat dikatakan pengembangan KTSP di SMA N 2 Sumbawa belum  maksimal, sehingga masih perlu dilakukan peningkatan kinerja dalam hal mengatasi permasalahan-permasalahan yang dianggap menjadi kendala dalam proses pengembangan kurikulum.
B.     LAMPIRAN


Tidak ada komentar:

Posting Komentar