Kamis, 20 Maret 2014

RPP BAHASA INDONESIA SASTRA MELAYU KELASIK SMP LENGKAP



RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Sekolah                                   :
Mata Pelajaran                      : Bahasa Indonesia
Kelas                                       : X
Semester                                : 2
Standar Kompetensi             : 15. Memahami sastra Melayu klasik 
Kompetensi dasar                 :15.2  Menemukan  nilai-nilai yang terkandung di dalam sastra Melayu klasik
lokasi Waktu              : 2 x 40 menit
A.    Tujuan Pembelajaran :
Siswa dapat:
1.      Menemukan nilai-nilai dalam karya sastra Melayu Klasik
2.      Membandingkan nilai-nilai dalam sastra Melayu Klasik dengan nilai-nilai masa kini
B.     Materi Pembelajaran :
Guru menjelaskan
SASTRA MELAYU KLASIK
a. Perbedaan sastra Melayu klasik dan sastra baru
1.Sastra Melayu klasik/lama :
1)      Puisi berbentuk terikat dan kaku
2)      Bersifat statis
3)      Cerita berkisah kerajaan,istana sentris, bersifat feodal
4)      Bentuknya hikayat, tambo, dongeng, pembaca dibawa ke alam khayal
5)      Dipengaruhi kesusastraan Hindu dan Arab
6)      Cerita sering bersifat anonym
2. Sastra baru :
1)      Puisi bersifat bebas, baik bentuk maupun isi
2)      Bersifat dinamis
3)      Cerita seputar masyarakat sentris ( kehidupan masyarakat sehari-hari)
4)      Bentuknya roman, novel, cerpen, kisah, drama, berlandaskan pada dunia yang nyata
5)      Dipengaruhi oleh kesusastraan barat
6)      Diketahui siapa pengarangnya karena dinyatakan dengan jelas
b. Jenis-jenis karya sastra melayu klasik/lama :
1) Mantra (puisi yang berisi dunia gaib)
2) Pantun
3) Pantun berkait/seloka (setiap bait saling berkaitan )
4) Talibun (pantun yang berisi enam,delapan,sepuluh baris)
5) Pantun kilat/karmina (pantun dua baris)
6) Purindam/sajak peribahasa (pantun berisi dua baris)
7) Syair
8) Peribahasa
9) Teka-teki
10) Hikayat
11) Cerita sejarah/tambo
12) Dongeng (mite,sage,fabel,legenda,dongeng lucu)
1.      Nilai-nilai karya sastra Melayu klasik :
c. Nilai-nnilai yang terkandung dalam karya sastra melayu kelasik
1) Nilai budaya
Nilai yang berhubungan dengan budaya melayu.
2) Nilai moral
Nilai yang berhubungan dengan masalah moral.
3) Nilai agama
Nilai yang berhubungan dengan masalah keagama
4) Nilai pendidikan
Nilai yang berhubungan dengan proses pengubahan sikap dan tata laku  seseorang/kelompak orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan
5) Nilai psikologis
Nilai yang berhubungan dengan sifat kejiwan manusia.
6) Nilai sosial
Nilai yang berhubungan dengan kehidupan di dalam masyarakat.
C.    Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran yang digunakan adalah metode pembelajaran CTL tipe Inquiry.
Metode inquiry adalah metode yang mampu menggiring peserta didik untuk menyadari apa yang telah didapatkan selama belajar. Inquiry menempatkan peserta didik sebagai subyek belajar yang aktif (Mulyasa , 2003:234). Kendatipun metode ini berpusat pada kegiatan peserta didik, namun guru tetap memegang peranan penting sebagai pembuat desain pengalaman belajar. Guru berkewajiban menggiring peserta didik untuk melakukan kegiatan. Kadang kala guru perlu memberikan penjelasan, melontarkan pertanyaan, memberikan komentar, dan saran kepada peserta didik. Guru berkewajiban memberikan kemudahan belajar melalui penciptaan iklim yang kondusif, dengan menggunakan fasilitas media dan materi pembelajaran yang bervariasi.
Langkah-langkah pembelajaran.
  1. Menyadarkan peserta didik bahwa mereka memiliki keingintahuan terhadap sesuatu. 
  2. Perumusan masalah yang harus dipecahkan peserta didik. 
  3. Menetapkan jawaban sementara atau hipotesis. 
  4. Mencari informasi, data, fakta yang diperlukan untuk menjawab permasalahan atau hipotesis. 
  5. Menarik kesipulan jawaban atau generalisasi. 
  6. Mengaplikasikan kesimpulan atau generalisasi dari situasi baru.
Kelebihan dari Metode Pembelajaran Inkuiri
  • Pembelajaran menjadi lebih hidup serta dapat menjadikan siswa aktif.
  • Dapat membentuk dan mengembangkan konsep dasar kepada siswa.
  • Membantu dalam menggunakan ingatan dan transfer pada situasi proses belajar yang baru.
  •  Dapat memberikan waktu kepada siswa secukupnya sehingga mereka dapat mengasimilasi dan mengakomodasi informasi.
  • Mendorong siswa untuk berfikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri, bersifat jujur, obyektif, dan terbuka.
  • Menghindarkan diri dari cara belajar tradisional, yaitu guru yang menguasai kelas.
  • Memungkinkan siswa belajar dengan memanfaatkan berbagai jenis sumber belajar.
  • Dapat melatih siswa untuk belajar sendiri dengan positif sehingga dapat mengembangkan pendidikan demokrasi.
  • Dalam diskusi inkuiri, guru dapat mengetahui kedalaman pengetahuan dan pemahaman siswa mengenai konsep yang sedang dibahas.
Kelemahan dari Metode Pembelajaran Inkuiri
  •  Pembelajaran dengan inkuiri memerlukan kecerdasan siswa yang tinggi, bila siswa kurang cerdas hasil pembelajarannya kurang efektif.
  • Memerlukan perubahan kebiasaan cara belajar siswa yang menerima informasi dari guru apa adanya.
  • Guru dituntut mengubah kebiasaan mengajar yang umumnya sebagai pemberi informasi menjadi fasilitator, motivator, dan pembimbing siswa dalam belajar.
  • Karena dilakukan secara kelompok maka kemungkinan ada anggota yang kurang aktif.
  •  Pembelajaran inkuiri kurang cocok pada anak yang usianya terlalu muda, misalkan SD.
  • Cara belajar siswa dalam metode ini menuntut bimbingan guru yang lebih baik.
  • Untuk kelas dengan jumlah siswa yang banyak, akan sangat merepotkan guru.
  • Membutuhkan waktu yang lama dan hasilnya kurang efektif jika pembelajaran ini diterapkan pada situasi kelas yang kurang mendukung.
  • Pembelajaran akan kurang efektif  jika guru tidak menguasai kelas.
D.    Strategi Pembelajaran
Tatap Muka
Terstruktur
Mandiri
  Memahami nilai-nilai yang terkandung di dalam sastra Melayu klasik
  Contoh Karya sastra Melayu klasik : nilai-nilai (budaya, moral, agama)
Siswa dapat Menemukan nilai-nilai dalam karya sastra Melayu Klasik

E. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Pertama
a.  Kegiatan Awal
1. Pembukaan
1) Penyampaian motivasi.
2) Penyampaian tujuan pembelajaran

b. Kegiatan inti
1. Guru menjelaskan penegertian sastra melayu klasik;
2. Guru menjelaskan jenis-jenis karya sastra melayu klasik;
3. Guru menjelaskan unsur intrinsik karya sastra melayu kelasik;
4. Guru menjelaskan nilai-nilai yang terkandung dalam karya sastra melayu klasik;
5.  Guru menjelaskan perbandingan nilai yang terkandung dalam karya melayu kelasik dengan dengan kehidupan masa kini.


b.1 kegiatan evaluasi
1. Guru memberikan sebuah contoh karya sastra melayu kelasik
2. Guru menugaskan masing-masing sisiwa untuk membaca dan kemudian mengamati contoh karya sastra yang diberikan guru.
2. Siswa ditugaskan untuk menentukan unsur intrinsik, nilai-nilai dan membandingkan nilai-nilai yang terkandung dalam karya sastra melayu kelasik dengan kehidupan masa kini.
3. Guru melakukan Tanya jawab terhadap siswa sebagai tindak lanjut terhadap tugas yang diberikan

c. Kegiatan Akhir
1. Guru mengarahkan siswa untuk membuat rangkuman/simpulan
3. guru memberikan tindak lanjut pembelajaran, dapat berupa kegiatan di luar kelas, di rumah, atau tugas.
E.     Sumber Belajar :
Makalah Karya satra Melayu klasik ( http://melayuonline.com)
F. Penilaian
1.  Teknik                     :   Tes tulis
2.  Bentuk Instrumen   :   Uraian
3.  Soal / Instrumen      :  
1)      Apa saja unsur interinsik dari contoh karya sastra yang diberikan !
2)      Jelaskan nilai-nilai yang terkandung didalam karya sastra tersebut !
3)      Bagaimana bentuk perbandingan antara nilai yang terkandung dalam karya sastra melayu tersebut dengan kehidupan masa kini!

Mengetahui

Kepala SMK Griya Husada
Guru Mata Pelajaran
Sumbawa



Syamsul Fahmi, S.Pd.
Has’ad Rahman Attamimi.
NIP.
NIP.

RPP BAHASA INDONESIA SMP LENGKAP



RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )

Sekolah                       :    SMP
Mata Pelajaran            :    Bahasa Indonesia
Kelas / Semester          :    VII / 1
Standar Kompetensi   :    1.     Memahami wacana lisan melalui kegiatan mendengarkan berita
Kompetensi Dasar       :    1.1   Menyimpulkan isi berita yang dibacakan dalam beberapa kalimat
Indikator                     :    1.     Mampu menunjukkan pokok-pokok berita yang didengarkan
2.    Mampu mencarikan pokok-pokok berita menjadi isi berita
3.    Mampu menyimpulkan isi berita dalam suatu alinea
Alokasi Waktu            :    2 X 40 menit

A.    Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat menyimpulkan isi berita yang dibacakan dalam beberapa kalimat sebagai hasil menyimak.
B.     Materi Pembelajaran
Guru menjelaskan:
MENDENGARKAN BERITA
1.      MENDENGARKAN / MENYIMAK
Mendengarkan ialah menyimak dengan seksama atau penuh perhatian.
Berita ialah pemberitahuan, pengumuman, laporan, cerita mengenai peristiwa yang hangat.
Berita ada 2 :
- Hard news > Berita Aktual
- Soft news > Berita Ringan
2.      MEDIA
Sarana ialah sesuatu yang harus ada.
Prasarana ialah sesuatu yang tidak harus ada.



Media ada 2 :
a.       Elektronik > Televisi
                      Radio
                      Internet
                      Tape Recorder
b.      Non Elektronik > Surat Kabar
LANGKAH-LANGKAH MENYIMAK BERITA
1.      Berkonsentrasilah pada berita yang langsung
2.      Catatlah pokok-pokok pikirannya
3.      Kembangkan pokok pikiran tersebut

UNSUR-UNSUR DALAM BERITA
Untuk membuat sebuah berita menjadi menarik haruslah memiliki beberapa unsur. Para ahli publisistik dan jurnalis (Assegaff, 1991: 25), mengatakan bahwa ada beberapa unsur yang membuat sebuah berita dapat menarik perhatian pembaca. Unsur tersebut yaitu, (1) berita itu haruslah termasa (baru), (2) jarak (dekat jauhnya) lingkungan yang terkena oleh berita, (3) penting (ternama) tidaknya orang yang diberitakan, (4) keluarbiasaan dari berita, (5) akibat yang mungkin ditimbulkan oleh berita itu, (6) ketegangan yang diakibatkan oleh berita itu, (7) pertentangan (conflict) yang terlihat dalam berita, (8) seks yang ada dalam pemberitaan, (9) kemajuan-kemajuan yang diberitakan, (10) emosi yang ditimbulkan oleh berita itu, dan (11) humor yang ada di dalam berita.
Untuk menemukan pokok-pokok informasi mengenai berita yang diperdengarkan, hendakanya kita perlu mengetahui beberapa unsur dalam berita tersebut. Unsur-unsur berita diantaranya adalah sebagai berikut:
1) What (apa): apa yang terjadi di dalam berita?
2) Who (siapa): siapa yangterlibat di dalamnya?
3) Where (dimana): dimana terjadinya peristiwa tersebut?
4) When (kapan): kapan terjadinya peristiwa tersebut?
5) Why (mengapa); mengapa peristiwa tersebut?
6) How (bagaimana): bagaimana peristiwa itu terjadi?
Berita yang lengkap maka mengandung enam unsur di atas. Dalam prakteknya kadang tidak semua unsur dimasukkan dalam berita. Hal itu terjadi mungkin karena keterbatasan waktu dan ruang. Biasanya unsur itu di rumuskan menjadi 5W+1H.
Dalam setiap peristiwa yang dilaporkan, harus terdapat enam unsur dasar yakni, apa (what), siapa (who), kapan (when), di mana (where), mengapa (why), dan bagaimana (how). What berarti peristiwa apa yang akan dilaporkan kepada khalayak. Who berarti siapa yang menjadi pelaku dalam peristiwa berita itu. When berarti kapan peristiwa itu terjadi: tahun, bulan, minggu, hari, jam, dan menit. Where berarti di mana peristiwa itu terjadi. Why berarti mengapa peristiwa itu bisa terjadi. How berarti bagaimana jalannya peristiwa atau bagaimana cara menanggulangi peristiwa tersebut.
Sumadiria (2008) juga mengatakan bahwa dalam konteks Indonesia, para praktisi jurnalistik sering menambahkan satu unsur lagi yaitu, aman (safety (S)), sehingga rumusan unsurnya menjadi 5W+1H (1S). Hal itu dimaksudkan agar berita apapun yang dimuat atau disiarkan, diyakini tidak akan menimbulkan dampak negatif bagi media massa yang bersangkutan ataupun masyarakat luas serta pemerintah. Berita yang ada di dalam surat kabar biasanya memakai unsur 5W+1H (1S) dengan pertimbangan khalayak pembaca yang dilayani oleh surat kabar tersebut lebih heterogen.
Sejalan dengan Sumadiria, Djuraid (2007: 69), mengatakan pelajaran dasar menulis berita dimulai dengan pengenalan bagian berita yang sangat populer yaitu, 5W+1H (what, where, when, who, why, dan how). Menurutnya, dari bahan-bahan yang sudah didapatkan dipilah-pilah dan disesuaikan dengan unsur 5W+1H. Dengan demikian, akan muncul gambaran tentang kerangka berita yang akan ditulis. Berikut ini adalah penjabaran dari masing-masing unsur berita.

(1) Unsur what atau apa yang terjadi. Faktor yang utama sebuah berita adalah peristiwa atau keadaan.
(2) Unsur where atau dalam istilah kriminal disebut dengan TKP (Tempat Kejadian Perkara) yaitu, tempat peristiwa atau keadaan.
(3) Unsur when atau waktu sebuah peristiwa atau keadaan terjadi. Keadaan waktu itu bisa disebut dengan pagi, siang, malam, atau sore. Jika ingin lebih rinci bisa juga disebutkan dengan menambahkan jam, menit, sampai detiknya.
4) Unsur who atau tokoh yang menjadi pemeran utama dalam berita. Tokoh dalam berita adalah orang yang paling tahu dan berperan penting dalam peristiwa tersebut.
(5) Unsur why atau pertanyaan untuk menguak mengapa sebuah peristiwa itu terjadi. Pertanyaan ini bisa dikembangkan menjadi bahan berita selanjutnya. Sebab dari penyebab ini akan banyak diketahui banyak hal di balik sebuah peristiwa.
(6) Unsur how adalah pertanyaan untuk mengetahui keadaan bagaimana sebuah peristiwa terjadi, termasuk akibat yang ditimbulkan.
Membuat kalimat dan merangkainya menjadi sebuah berita yang layak untuk diberikan kepada masyarakat luas, justru menjadi masalah yang pelik bagi para wartawan pemula. Dibutuhkan data yang lengkap untuk memudahkan membuat rangkaian kalimat menjadi sebuah berita, maka pemahaman tentang 5W+1H sangat penting agar bisa menentukan prioritas, mana di antara bagian-bagian itu yang akan ditonjolkan.
Menurut Darmadi, dkk. (2006: 25), seorang penulis saat menulis berita dapat memakai formula 5W+1H dalam teras berita dan dilanjutkan penjelasannya pada tubuh berita. Dengan demikian, wartawan akan menulis berita yang dimulai dari hal terpenting.
Sebuah berita juga akan menarik apabila mengedepankan sebuah fakta dan tidak mencantumkan pendapat atau opini pribadi di dalamnya. Fakta menjadi penting karena sebagai tolok ukur kebenaran sebuah pemberitaan bila dipandang dari segi penulisannya. Oleh sebab itu, penulis berita harus mampu memisahkan secara tegas antara fakta dan opini di dalam penulisan sebuah berita.
C.    Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran yang digunakan, metode pembelajaran koopratif tipe NHT (Numbered Head Together)
Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT
1.      Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Slavin (1994) menyatakan bahwa “metode pembelajaran kooperatif adalah suatu metode pembelajaran dimana para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lainnya dalam mempelajari materi pelajaran”.
Johnson & Johnson (1987) dalam Isjoni (2009:17) menyatakan bahwa “pengertian metode pembelajaran kooperatif yaitu mengelompokkan siswa di dalam kelas ke dalam suatu kelompok kecil agar siswa dapat bekerja sama dengan kemampuan maksimal yang mereka miliki dan mempelajari satu sama lain dalam kelompok tersebut”.
Menurut Rustaman (2003:206) dalam www.muhfida.com (2009) “pembelajaran kooperatif merupakan salah satu pembelajaran yang dikembangkan dari teori kontruktivisme karena mengembangkan struktur kognitif untuk membangun pengetahuan sendiri melalui berpikir rasional”.
Lie (2008:12) menyatakan bahwa “metode pembelajaran kooperatif merupakan sistem pembelajaran yang memberi kesempatan kepada siswa untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang terstruktur”.
2.      Kelebihan dan Kekurangan dari Pembelajaran Kooperatif
a.       Keunggulan Pembelajaran Kooperatif.
1)      Melalui model pembelajaran kooperatif, siswa tidak terlalu menggantungkan pada guru, tetapi dapat menambah kepercayaan kemampuan berfikir sendiri, menemukan informasi dari berbagai sumber, dan belajar dari siswa yang lain.
2)      Model pembelajaran kooperatif dapat mengembangkan kemampuan, mengungkapkan ide atau gagasan dengan kata-kata secara verbal dan membandingkannya dengan ide-ide orang lain.
3)      Model pembelajaran kooperatif dapat membantu siswa untuk menhargai orang lain dan menyadari akan segala keterbatasannya serta menerima segala perbedaan.
4)      Model pembelajaran kooperatif dapat memberdayakan setiap siswa untuk lebih bertanggung jawab dalam belajar.
5)      Model pembelajaran kooperatif merupakan strategi yang cukup ampuh untuk meningkatkan prestasi akademik sekaligus kemampuan sosial, termasuk mengembangkan rasa harga diri, hubungan interpersonal yang positif dengan orang lain, mengembangkan keterampilan, dan sikap positif terhadap sekolah.
6)      Model pembelajaran kooperatif dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk menguji ide dan pemahaman sendiri, menerima umpan balik. Siswa dapat memecahkan masalah tanpa takut membuat kesalahan, karena keputusan yang dibuat adalah tanggung jawab kelompoknya.
7)      Model pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan kemampuan siswa mengelola informasi dan kemampuan belajar abs- trak menjadi nyata.
8)      Interaksi selama kooperatif berlangsung dapat meningkatkan motivasi dan memberikan rangsangan berfikir. Hal ini berguna untuk pendidikan jangka panjang.
b.      Kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif.
1)      Guru harus mempersiapkan pembelajaran secara matang, di- samping itu memerlukan lebih banyak tenaga, pemikiran, dan waktu.
2)       Agar proses pembelajaran berjalan dengan lancar maka dibutuhkan dukungan fasilitas, alat dan biaya yang cukup memadai.
3)      Selama kegiatan diskusi kelompok berlangsung, ada kecenderungan topik permasalahan yang dibahas meluas sehingga banyak yang tidak sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
4)      Saat diskusi terkadang didominasi seseorang, hal ini meng-akibatkan siswa yang lain menjadi pasif.
5)      Bisa menjadi tempat mengobrol atau gosip. Hal ini terjadi jika anggota kelompok tidak mempunyai kedisiplinan dalam belajar, seperti datang terlambat, mengobrol atau bergosip membuat waktu berlalu begitu saja sehingga tujuan untuk belajar menjadi sia-sia.
3.      Tipe Pembelajaran dari Pembelajaran kooperatif
Dalam pembelajaran ini guru menggunakan metode pembelajran kooperatif tipe NHT(Numbered Heads Together)
Metode pembelajaran kooperatif tipe Numbered heads together (Kepala bernomor) dikembangkan Spencer Kagan. Teknik ini memberi kesempatan kepada siswa untuk saling membagikan ide-ide dan pertimbangan jawaban yang paling tepat. Selain itu teknik ini mendorong siswa untuk meningkatkan semangat kerja sama mereka. Maksud dari kepala bernomor yaitu setiap anak mendapatkan nomor tertentu, dan setiap nomor mendapatkaan kesempatan yang sama untuk menunjukkan kemampuan mereka dalam menguasai materi.
Dengan menggunakan metode ini, siswa tidak hanya sekedar paham konsep yang diberikan, tetapi juga memiliki kemampuan untuk bersosialisasi dengan teman-temannya, belajar mengemukakan pendapat dan menghargai pendapat teman, rasa kepedulian pada teman satu kelompok agar dapat menguasai konsep tersebut, siswa dapat saling berbagi ilmu dan informasi, suasana kelas yang rileks dan menyenangkan serta tidak terdapatnya siswa yang mendominasi dalam kegiatan pembelajaran karena semua siswa memiliki peluang yang sama untuk tampil menjawab pertanyaan.
Ibrahim mengemukakan ada tiga tujuan yang hendak dicapai dalam pembelajaran kooperatif dengan tipe NHT yaitu :
a)      Hasil belajar akademik stuktural
Bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik.
b)      Pengakuan adanya keragaman
Bertujuan agar siswa dapat menerima teman-temannya yang mempunyai berbagai latar belakang.
c)      Pengembangan keterampilan social
Bertujuan untuk mengembangkan keterampilan sosial siswa.
Keterampilan yang dimaksud antara lain berbagi tugas, aktif bertanya, menghargai pendapat orang lain, mau menjelaskan ide atau pendapat, bekerja dalam kelompok dan sebagainya.
Penerapan pembelajaran kooperatif tipe NHT merujuk pada konsep Kagen dalam Ibrahim (2000: 29), dengan tiga langkah yaitu :
1)      Pembentukan kelompok
2)      Diskusi masalah
3)      Tukar jawaban antar kelompok
Langkah-langkah tersebut kemudian dikembangkan oleh Ibrahim (2000: 29) menjadi enam langkah sebagai berikut :
Langkah 1. Persiapan
Dalam tahap ini guru mempersiapkan rancangan pelajaran dengan membuat Skenario Pembelajaran (SP), Lembar Kerja Siswa (LKS) yang sesuai dengan metode pembelajaran kooperatif tipe NHT.
Langkah 2      . Pembentukan kelompok
Dalam pembentukan kelompok disesuaikan dengan metode pembelajaran kooperatif tipe NHT. Guru membagi para siswa menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 3-5 orang siswa. Guru memberi nomor kepada setiap siswa dalam kelompok dan nama kelompok yang berbeda. Kelompok yang dibentuk merupakan percampuran yang ditinjau dari latar belakang sosial, ras, suku, jenis kelamin dan kemampuan belajar. Selain itu, dalam pembentukan kelompok digunakan nilai tes awal (pre-test) sebagai dasar dalam menentukan masing-masing kelompok.
Langkah 3. Tiap kelompok harus memiliki buku paket atau buku panduan
Dalam pembentukan kelompok, tiap kelompok harus memiliki buku paket atau buku panduan agar memudahkan siswa dalam menyelesaikan LKS atau masalah yang diberikan oleh guru.
Langkah 4. Diskusi masalah
Dalam kerja kelompok, guru membagikan LKS kepada setiap siswa sebagai bahan yang akan dipelajari. Dalam kerja kelompok setiap siswa berpikir bersama untuk menggambarkan dan meyakinkan bahwa tiap orang mengetahui jawaban dari pertanyaan yang telah ada dalam LKS atau pertanyaan yang telah diberikan oleh guru. Pertanyaan dapat bervariasi, dari yang bersifat spesifik sampai yang bersifat umum.


Langkah 5. Memanggil nomor anggota atau pemberian jawaban
Dalam tahap ini, guru menyebut satu nomor dan para siswa dari tiap kelompok dengan nomor yang sama mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban kepada siswa di kelas.
Langkah 6. Memberi kesimpulan
Guru bersama siswa menyimpulkan jawaban akhir dari semua pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang disajikan.
Ada beberapa manfaat pada metode pembelajaran kooperatif tipe NHT terhadap siswa yang hasil belajar rendah yang dikemukakan oleh  Lundgren dalam Ibrahim (2000: 18), antara lain adalah :
1)   Rasa harga diri menjadi lebih tinggi
2)   Memperbaiki kehadiran
3)   Penerimaan terhadap individu menjadi lebih besar
4)   Perilaku mengganggu menjadi lebih kecil
5)   Konflik antara pribadi berkurang
6)   Pemahaman yang lebih mendalam
7)   Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi
8)   Hasil belajar lebih tinggi
D.    Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
1.      Kegiatan awal
a.       Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, kemudian diberikan no yang berbeda terhadap masing-masing siswa.
b.      Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang berita dan cara menyimak berita yang benar yaitu menggunakan 5 W + 1 H
c.       Siswa menyimak / mendengarkan teks berita yang dibacakan atau mendengarkan berita hasil rekaman dari berita radio / televisi atau mendengarkan berita secara langsung dari radio / televisi.


2.      Kegiatan inti
a.       Siswa menulis pokok – pokok berita
b.      Siswa berdiskusi dalam kelompok membahas pokok – pokok berita dan menanggapi isi berita.
c.       Siswa berdiskusi dalam kelompok mencarikan pokok – pokok berita menjadi isi berita.
d.      Siswa berdiskusi dalam kelompok menyimpulkan isi berita dalam bentuk paragraf.
3.      Kegiatan akhir
Guru mengadakan tanya jawab dengan siswa seputar isi berita sebagai refleksi dari kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan kemudian secara bersama-sama membuat simpulan akhir dan ditulis dalam bentuk paragraf.
E.     Sumber Belajar
1.      Artikel Menyimak, Posted by dyah&isni at 11:24 PM
2.      Teks berita dari koran, majalah, atau tabloid
3.      Rekaman berita dari radio / televisi yang berupa kaset / CD
4.      Siaran langsung berita radio / televisi ( bila memungkinkan )
F.     Penilaian
1.  Teknik                     :   Tes tulis
2.  Bentuk Instrumen   :   Uraian
3.  Soal / Instrumen      :  
1)      Tuliskan minimal tiga pokok berita yang telah kalian dengarkan !
2)      Tunjukkan intisari pokok – pokok berita tersebut !
3)      Tuliskan simpulan isi berita yang telah kalian dengarkan ke dalam satu paragraf!

DAFTAR PUSTAKA
Aprilio, M, F. Tanpa tahun. Pembelajaran Kooperatif, (Online), (www.muhfida. com/pembelajaran-cooperative-learning.html), diakses 2 November 2011.
Dzaki, M, F. 2009. Pembelajaran Kooperatif, (Online), (www.penelitian tindakan kelas.blogspot.com/2009/03/pembelajaran-kooperatif-cooperative. html), diakses 2 November 2011.
Herdian. 2009. Model Pembelajaran NHT, (Online), (www.herdy07.wordpress. com/2009/04/22/model-pembelajaran-nht-numbered-head-together.html), diakses 2 November 2011.
Ibrahim. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: Surabaya University Press.
Wikipedia. 2011. Pembelajaran Kooperatif, (Online), (www.id.wikipedia.org/ wiki/Pembelajaran_kooperatif.html), diakses 2 November 2011

Sumbawa,…………………………

Mengetahui                                                           Guru Mata Pelajaran
Kepala  SMP Negeri 1                                                    Bahasa Indonesia
   Kerato



Has’ad Rahman Attamimi                                           __________________

      Nip.                                                                               Nip.